Friday, May 30, 2008

Bertemu Vy

Kamis, 11.30 WIB
Bandung hujan...

”Wa ’alaikumsalaam... Dhya....!!!”
”Waaaa.... Vy....!! Kayak ibu-ibu banget!!!”
”Hehe... iya ya? Ya iyalah... emang ibu-ibu ko...”

Aku berkunjung ke rumah mertua Vy, ia sedang berlibur ke Bandung. Aku melihat Vy berbeda sekali dengan saat ia masih kuliah. Dulu ia amat sangat kurus, sering sakit dan bolak-balik ke rumah sakit bahkan tak jarang pingsan di saat kegiatan perkuliahan berlangsung. Sekarang aku tidak melihat Vy seperti itu. Ia tampak sumringah, bahagia dan sehat. Alhamdulillaah...

”Wah, ini yang baru lahir? Udah gede ya...”
”He eh, udah 4 bulan. Dhy sih ga nengok ke Kuningan...”
”Maaf Vy... tapi kan sekarang dateng ni... kangen ya? Hehe..”
”Iya, kangen banget Dhy...”
”Aku mau gendong dong...”

Subhanallah... aku greget gendong bayi... Lucu! Gemes! Apalagi bayi ini ga gampang nangis, tersenyum & tertawa... Seolah-olah membalas setiap ucapanku padanya. Aduh, lucu banget!

”Oya, Zulfan mana?”
”Tuh, tidur, lagi panas badannya. Kayaknya karena kehujanan kemarin waktu mancing sama Abu.”

Sambil menggendong bayi, aku lihat Zulfan terlelap di kamar.

”Ayo Dhy, dimakan dulu ni...”
“Iya Vy, tenang aja, tar aku abisin lah… Vy, bayinya baik ya, ga rewel…”
“Iya, Alhamdulillah…”

Kemudian kami berbincang, bercerita, bercengkrama, kangen-kangenan...

Vy melahirkan anak keduanya ini melalui proses sectio atau operasi caesar karena ari-arinya menghalangi jalan lahir secara total. Ya.. gitu deh, aku ga ngerti juga. Katanya sakit banget, lebih sakit dibandingkan melahirkan secara normal ketika Zulfan lahir & rasa sakitnya masih ada sampai sekarang.

“Masih serem, apalagi kalau lihat jahitan di perut, takut lepas Dhy...”

Subhanallah… Perempuan...

Di sela-sela aku dan Vy berbincang, Zulfan mengeluh dan menangis khas anak kecil yang kesakitan, mungkin karena kepalanya pusing atau karena badannya yang panas. Kasihan sekali... Vy berusaha menenangkan Zulfan, menyuapi Zulfan makan obat, menyelimutinya, menepuk-tepuk lembut sebelum Zulfan terlelap kembali.

Ah... perempuan memang cocok jadi seorang ibu...

”Dhy, bulan September nanti Panji ditugasin di Kalimantan, Vy ikut juga. Jadi kita mungkin susah ketemu langsung kayak gini lagi. Di daratan yang sama aja Dhya ga nengokin Vy, apalagi kalau lebih jauh...”

”O ya? Maaf dong... Mudah-mudahan aja bisa ketemu di sana ya Vy, Dhy kan pengen ke Kalimantan juga...”

”Oh iya. Masih mau di sana gitu? Ga berubah pikiran?”

”Dhy bilang kan mudah-mudahan... Hehe...”

”Uu... dasar ni Dhya! Vy pasti kangen banget Dhy... Sabtu ini Vy balik lagi ke Kuningan...”

”Tenang aja Vy, sekarang kan bukan zaman batu. Kalau kangen, tinggal telpon aja. Itu juga kalau sinyalnya bagus... Hehe...”

”Ih, Dhya! Iya deh, Insya Allah... Dhy, gimana kuliahnya? Buku-bukunya simpen baik-baik ya, kapan-kapan Vy mau nerusin kuliah lagi.”

”Insya Allah Vy... Doain Dhy juga, ya...”

“Iya Dhy, Insya Allah, Vy doain Dhya terus…”

Hujan deras masih mengguyur kota kembang .... Aku dan Vy masih larut dalam kata...

No comments:

 
Dear Diary Blogger Template